Translate

Friday, May 6, 2016

Sesalku

Bagai tertampar keras oleh kesalahan yang terulang, seakan tak belajar dari masa lalu. Tupai saja takkan masuk pada lubang yang sama. Ceroboh sepertinya melekat pada dirinya, hingga ia bisa melalaikan apa yang seharusnya ia jaga. Hanya sesal yang ia dapatkan, setelah setiap kejadian itu terjadi. Ia hanya bisa meratap tak berbuat apa-apa. Terdiam saat semua serpihan hati itu pergi terhempas angin kehidupannya, seketika gelap yang ia rasakan. Susah payah ia membangun semua mimpi, menatanya hingga mimpi itu terlihat nyata. Tapi mimpi itu musnah sebelum ia terbentuk. sekali lagi ia harus belajar ikhlas, sampai kapan? ntahlah, sampai kapan ia akan mengulang semua kesalahan-kesalahan yang sama, dan tak belajar dari semua yang terlewat.
Di tengah malam, ia pun merenungkan semua yang terjadi di tahun belakangan ini. "apa yang ku lakukan selama ini? Tuhan, ku paham sesal pun tiada guna. tapi rasanya sesak jika mengingat setiap yang aku merasa milikku pergi, padahal semua yang ada di bumi dan dilangit adalah milikMu. ikhlaskan hati ini, dan buatlah aku belajar". tanpa terasa buliran airmata Fisa pun mengalir. " Sesalku bukan karena ku kehilangan, tapi mengapa semua seakan terulang? bagai orang yang tak belajar, sehingga bisa melakukan kesalahan untuk yang kesekian kali". sepanjang malam ia perenungan hingga tetidur lelap.