Bagai
tertampar keras oleh kesalahan yang terulang, seakan tak belajar dari
masa lalu. Tupai saja takkan masuk pada lubang yang sama. Ceroboh
sepertinya melekat pada dirinya, hingga ia bisa melalaikan apa yang
seharusnya ia jaga. Hanya sesal yang ia dapatkan, setelah setiap
kejadian itu terjadi. Ia hanya bisa meratap tak berbuat apa-apa. Terdiam
saat semua serpihan hati itu pergi terhempas angin kehidupannya,
seketika gelap yang ia rasakan. Susah payah ia membangun semua mimpi,
menatanya hingga mimpi itu terlihat nyata. Tapi mimpi itu musnah sebelum
ia terbentuk. sekali lagi ia harus belajar ikhlas, sampai kapan?
ntahlah, sampai kapan ia akan mengulang semua kesalahan-kesalahan yang
sama, dan tak belajar dari semua yang terlewat.
Di
tengah malam, ia pun merenungkan semua yang terjadi di tahun belakangan
ini. "apa yang ku lakukan selama ini? Tuhan, ku paham sesal pun tiada
guna. tapi rasanya sesak jika mengingat setiap yang aku merasa milikku
pergi, padahal semua yang ada di bumi dan dilangit adalah milikMu.
ikhlaskan hati ini, dan buatlah aku belajar". tanpa terasa buliran
airmata Fisa pun mengalir. " Sesalku bukan karena ku kehilangan, tapi
mengapa semua seakan terulang? bagai orang yang tak belajar, sehingga
bisa melakukan kesalahan untuk yang kesekian kali". sepanjang malam ia
perenungan hingga tetidur lelap.